Libur Sekolah
Waktu baru saja menunjukan pukul 6:30 pagi,
tetapi celotehan anak-anak sudah terdengar, malah hingga keluar “BiDo”.
Kelontangan mainan yang dimainkan tangan-tangan mungil, petak-petak huruf yang
berserak di lantai hingga bunyi sendok yang berbenturan dengan piring. Berbeda
dengan hari-hari sebelumnya, hampir sebulan penuh “BiDo” sudah ramai sejak pagi hari. “Kan libur,
tanteeeeee”, celetuk seorang anak berambut cepak lengkap dengan baju super hero dengan bintang besar di
dadanya.
Libur sekolah adalah waktu berkumpul para
pengunjung rutin “Bido”, mulai sejak pagi hari. Saat papa dan mama berangkat
kerja hingga petang hari. Di hari-hari kerja dan hari-hari sekolah, penghuni
“Bido” hanya diramaikan dengan beberapa anak saja. “Paling banyak 6 anak-anak,
dan mereka belum sekolah semua”, ujar kakak pengasuh di BiDo. Dan pada pukul 2
siang, baru semua pasukan cilik di data lengkap, terlelap di atas ruangan sejuk
– waktu jam istirahat siang. Tetapi di libur sekolah ini “PasCil” sudah komplit dari pagi hari.
Biasanya, “Tante Tiki” akan berdiskusi
dengan “PasCil” yang sudah bersekolah untuk memikirkan kegiatan apa saja yang
akan dilakukan mereka khususnya saat libur sekolah yang waktunya banyak mereka
habiskan di “BiDo”. “Pokoknya ga mau belajar dulu, Tante Tiki!”, celoteh
mereka. Setelah diskusi panjang dan melelahkan – yang terkadang membuat para
peserta sidang tersebut tertidur – akhirnya hasil sidang paripurna anggota
dewan “Bido” memutuskan, bahwa kegiatan besaran untuk liburan sekolah tahun ini
adalah sebagai berikut:
1. Anjungan Angsa
Tak kalah dengan para
wakil rakyat, pasukan cilik memutuskan untuk melakukan kunjungan ke Anjungan
Angsa yang terletak tidak jauh dari “BiDo”. Terletak di salah satu pusat
perbelanjaan, dan tentunya tidak menghabiskan devisa. “Ini kegiatan
jalan-jalan, dan melihat binatang, dan aku lihat banyak angsa di sana. Ada
macam-macam angsa di danau itu. Danau itu cukup besar, dan walaupun airnya tidak
hijau dan jernih, tapi sepertinya angsa-angsa itu senang mengarungi danau itu”, ujar salah
seorang anak.
“Aku sekarang tau, di sini
ada banyak macam angsa, tuuh ada penjelasannya. Aku belum bisa baca, tapi keliatan kok
kalo bibirnya beda-beda (maksudnya paruh).
Rencananya kunjungan itu
hanya untuk melihat angsa dari jauh saja. Tetapi saat rombongan anak-anak tiba
di dekat danau, tiba-tiba seluruh angsa seakan-akan memanggil rombongan itu
untuk mendekat. Semua angsa yang sedang “asik berjemur” di tengah kolam pun
tiba-tiba berenang ke tepian dan menyambut rombongan kecil itu sambil
“bernyanyi”. “Tanteeeeee, mereka deketin kitaaaaa… semuanya pada datang”, seru
anak-anak dengan nada bersemangat. “Tanteeeeee, angsa makannya apa yaaaah?”,
“Kita punya apa buat di kasih ke angsa?”, “Mereka kayaknya kelaperan, mungkin
mereka belum sarapan tante”. Akhirnya Tante Tiki pun mengeluarkan biscuit, dan
membagikannya ke anak-anak. Beberapa anak yang cukup berani, meremas biscuit
untuk kemudian dilemparkan ke sekumpulan angsa yang jumlahnya dapat dibilang
cukup banyak.
Bosan dengan angsa, mereka
pun berlarian ke arah playing ground
yang terletak tidak jauh dari anjungan angsa, dan dengan keriaan tersendiri,
mereka pun menguasai tempat itu hanya untuk mereka. “Hari ini khusus untuk
BIDO” J
Kunjungan ke Anjungan
Angsa adalah sebuah kegiatan menyenangkan dan bermakna, selain untuk melepas
kebosanan dari rutinitas sehari-hari berupa belajar dan berada dalam ruangan,
juga untuk mengenalkan anak-anak pada satwa yang mudah ditemukan di sekitaran
kita sendiri. “Saya cukup terkejut pada saat berbincang-bincang dengan
anak-anak dari sebuah negara, yang tidak pernah melihat ayam secara langsung
selain dari gambar di buku ataupun dari televisi atau Youtube. Hanya berharap bahwa kegiatan sederhana seperti ini dapat
memberi wawasan bagi anak-anak yang kami awasi di BiDo, bahwa angsa pun dapat
memakan biskuit dengan bukti bahwa anak-anak sendiri yang memberi makan”, jelas
Tante Tiki penuh arti.
2. Panggang Pizza
Masih dalam rangka mengisi
liburan anak-anak, Team Bido telah mempersiapkan acara yang dapat membuat
anak-anak excited. Kini saatnya
memanggang Pizza di sebuah gerai Pizza ternama di sebuah pusat perbelanjaan
besar yang tidak jauh dari Rumah BiDo. Antusias anak-anak sangat luar biasa.
Semenjak pagi, saat pasukan cilik itu datang, pertanyaan yang muncul dari mulut
kecil mereka adalah, “Kapan kita berangkat, Tante?
Jam berapa kita harus ada di sana? Pake baju yang mana tante? Celotehan mulut yang tidak pernah berhenti dan terus menerus
menayakan jam keberangkatan setiap beberapa menit. Puluhan kata “Sabar yah nak”
pun keluar dan menjadi jawaban, walaupun kalimat pendek tersebut tidak akan
mampu membendung pertanyaan seorang anak yang telah siap berdiri di luar rumah,
siap dengan sepatu dan botol minumnya.
Akhirnya tiba juga kami di
Restaurant Pizza. Datang 10 menit sebelum waktu yang telah disepakati oleh kami
dan gerai pizza tersebut, dan walhasil anak-anak pun harus menunggu sebentar.
Mereka “duduk manis” dalam ruang makan tamu di gerai tersebut. “Duduk manis”
dalam arti tidak berhenti menanyakan kapan masak-masak di mulai. Ada anak-anak
yang mencuri pandang ke ruang masak/dapur, atau beberapa anak yang sibuk
mendiskusikan kira-kira akan membuat jenis pizza seperti apa. “Aku mau yang
isinya ikan semua ah, aku suka ikan banget sih!”, “Enakan di campur keju loooh,
aku pernah makan yang campur keju atasnya, enaaaaak banget”. “Aku mau pake
daging ayam dan daging sapi”, sekilas diskusi anak-anak yang duduk dan menatap
menu yang memang sudah tergeletak di atas meja makan di gerai tersebut.
Setelah Tim dari Pizza selesai
menyiapkan segalanya, termasuk meja-meja serta peralatan yang sudah disusun
berdasarkan nomor urut, masing masing anak mendapatkan pan, adonan Pizza (dough), topping Pizza, topi dan apron. Saat
yang dinanti nantikan tiba, dengan mengikuti instruksi dari Chef, anak-anak
mulai mengolah dough Pizza dengan
tepung seperti bermain Play Dough. “Eh,
kita kan sering bikin kayak gini yah di rumah BiDo, coba di rumah BiDo bisa di makan kayak di sini,
pasti kita akan makan pizza terus yaaaah!”, celetuk seorang anak yang sibuk
mengaduk adonan pizza.
Pengalaman yang sangat
luar biasa buat mereka apalagi dilakukan bersama sahabat-sahabat mereka dan
dilakukan secara bersama-sama. Setelah Pizza Dough telah siap untuk dipanggang,
dan diletakkan di Pan masing masing, saatnya mereka “menghias” lingkaran yang
mereka buat dengan topping yang terdiri dari keju, daging,dan saus tomat.
“Kayaknya enak yaaaah”, seru seorang anak.
Setelah Pizza mereka jadi,
saatnya team dari gerai Pizza memanggang Pizza mereka. Dibutuhkan hanya waktu
10 menit kemudian mereka dapat segera menikmati Pizza hasil karya mereka.
Wajah mereka menjadi
berseri-seri, dengan mata berbinar-binar saat hasil karya mereka dihidangkan
dihadapan mereka. Begitu semua pizza sudah dibagikan ke masing-masing anak,
suasana gerai tersebut menjadi seyap, berubah 180 derajat, dari yang tadinya
ramai dengan senda gurau dan gelak tawa, menjadi sepi. Masing-masing sibuk
mengaggumi dan menikmati pizza yang mereka olah sendiri. Raut bangga dan
kegembiraan terlihat jelas di masing-masing wajah mereka, apalagi saat ada
kejutan keluar dari dapur setelah semua selesai menikmati pizza-nya
masing-masing. “ICE CREAAAAAAAAAAAAAAAAM”, jerit mereka.
Kelelahan dan keheningan
tidak ada dalam kamus mereka, dan cerita tentang pengalaman memasak pun diulang
lagi pada saat perjalanan pulang. Pokoknya tema untuk cerita hari itu hanya
memasak… memasak… dan memasak.
Good Job Kids!!