Kamis, 07 Desember 2017

Yang Tertangkap Lensa...
Mencicipi sayur hasil masak-masakan bersama tante TQ

Kala si kakak belajar, aku pun ingin belajar...
Saat karakter Minecraft harus belajar!

Kalau Sayur Suka Kamu Gimana Dong?

“Pokoknya aku ga suka sayur. Masak yang lain aja. Aku gak mau sayur”. Ocehan dan omelan ini sering muncul pada saat menjemput adik-adik manis ini pulang sekolah. Saat si kecil berjumpa di depan lobi sekolah, pertanyaan yang keluar dari mulut mereka adalah, “di BiDo masak apa?”. Mereka akan memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan seputar makan siang yang sesuai dengan yang mereka harapkan. “Ada ayam goreng? Pake kentang goreng? Ada Spaghetti?”. Dan pengasuh pun akan memberikan jawaban, ”Ada makanan enak di Bido, pokoknya enak, dan dimasak sendiri loh”. Dan untuk melatih anak untuk rajin mengkonsumsi serat, kami pun biasa mengungkapkan makanan yang terenak adalah “SAYUR”.

Jawaban pamungkas dari tanggapan anak-anak kami berupa “AKU GA SUKA SAYUR”, adalah “Lho, tapi kan sayur suka kamu. Sayur mau kamu loh”. Dan si kecil pun mulai diam, berusaha mencari sanggahan berupa kalimat lain.

Tantangan utama adalah bagaimana supaya anak ‘tidak harus suka makan sayur, tapi mau makan sayur’, mengingat makanan mengandung serat adalah asupan penting bagi sistem pencernaan, khususnya di usia mereka. Ide-ide pun dicari dari beragam resep keluarga, sampai pada resep-resep mutakhir yang diperoleh dari internet.

Ide lain untuk ‘memaksa’ asupan serat kedalam tubuh-tubuh kecil yang sedang dalam proses tumbuh kembang adalah pemberian buah dalam bentuk jus.
Waduh, jus apa dulu nih yah? Jus-jus dalam box yang dijual di maret-maretan? Yang kandungan gulanya bias sangat tinggi?

Orangtua kamilah yang membantu kami menyumbangkan resep-resep jus buah yang memiliki kandungan serat yang baik, plus TANPA GULA sama sekali. Konsultasi dengan dokter gizi-lah yang membuat kami memutuskan untuk membuat jus homemade. Alhasil, setiap pagi kami pun berburu buah-buahan segar dan kemudian membuat jus tersebut. “Bukan sari buah, tetapi jus, benar-benar ada buahnya, bentuknya bukan cair seperti air, melainkan seperti bubur”.

Lantas, apakah anak-anak suka dengan bentuk jus yang seakan-akan seperti bubur buah ini?
Kadang beberapa anak minta tambah, dan kadang persediaan jus untuk satu hari pun ludes tanpa sisa. “Kalau sudah habis, kami masih punya pisang”, lanjut salah satu pengasuh anak yang sedang sibuk menyendok jus kedalam mulut seorang anak yang belum apa-apa sudah mangap lagi, menunggu sendok yang berisi jus berwarna merah tua (dari buah naga) itu masuk dalam mulut mereka.
Dan setelah mereka sudah terbiasa dengan makanan berserat, jurus selanjutnya yaitu sayur-sayuran.


Dari anti sayur menjadi “Ada sayur?”

Informasi tentang Buah Naga,
  1. Buah naga merah bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
  2. Mampu meningkatkan kecerdasan anak, karena buah naga merah bermanfaat juga untuk meningkatkan daya kerja otak anak.
  3. Membantu tumbuh kembang si kecil yang optimal.
  4. Membantu memperkuat tulang karena kandungan kalsiumnya.

Good for Bones and Blood

With its calcium and iron content, the dragon fruit is also good for your bones and blood. The Food and Agricultural Organization of the United Nations considers dragon fruit a fruit of "high nutritional value" due to its calcium content. One small fruit meets 1 percent of the daily value. The dragon fruit is an even better source of iron, meeting 8 percent of the daily value. In addition to promoting bone health, calcium is needed for proper muscle function and nerve transmission. Iron, meanwhile, is necessary for carrying oxygen throughout your body. The dragon fruit's high vitamin C content enhances the body's ability to absorb more iron from the fruit.

Minggu, 03 Desember 2017

Mewarnai…



“Pokoknya walnanya ga boeh kuar galis”, celetuk seorang anak pada anak kecil disebelahnya. Matanya tetap menatap kertas yang sudah ada gajah dan tangan mungkilnya yang sibuk memegang pensil warna. Perlahan-lahan dia mulai mewarnai dengan menggunakan warna hijau. Teman disebelahnya masih sibuk memperhatikan temannya, dengan memegang pensil warna berwarna kuning di tangannya. Dan ia mulai merengek ke pengasuhnya untuk meminta bantuan dalam mewarnai kertas bergambar badut dihadapannya.

Setiap orang tua pasti menginginkan pertumbuhan dan perkembangan motorik yang optimal untuk anaknya. Dan stimulasi-stimulasi sederhana yang dimulai pada tahap tumbuh kembang anak adalah sangat penting. Tidak perlu hal-hal yang rumit apalagi mengeluarkan biaya besar hanya untuk melatih si kecil. 

Menggambar dan mewarnai adalah cara yang paling sederhana untuk melatih otot-otot di tangan si mungil itu. Pertanyaan yang paling mendasar adalah waktu. Orangtua yang tentunya sudah sangat disibukan dengan kegiatan-kegiatan rapat ditambah pekerjaan yang menumpuk di meja kerja, tentunya tidak memiliki waktu yang cukup untuk membimbing si anak untuk mengembangkan keterampilan motorik bagi si anak. Lepas dari semua upaya yang dilakukan orangtua itu ditujukan untuk si buah hati.

Bilik Dolan-lah yang kemudian memberikan sarana dan bantuan bagi orangtua untuk melatih dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan motorik-anaknya yang tinggal sementara di tempat kami. Berbagai bentuk kegiatan melatih motorik dilakukan bagi anak-anak di Bilik Dolan, dari mewarnai, menggambar, lempar tangkap bola, bermain balok, masak-masakan dengan mainan, bermain pasir, dan segala bentuk kegiatan lain dilakukan saat mereka berada bersama kami.


“Gajahnya pake walna melah yah tante, bial keliatan lucu yah?” tambah si kecil – sebuah pembebasan imajinasi dan kreatifitas si anak.

Keceriaan anak-anak Bilik Dolan di Taman Kota

Halo semua.... Berjumpa kembali dengan blog Bilik Dolan... Setelah sempat ditutup beberapa lama untuk direnovasi, kembali Taman Kota 1 di...