Salah satu teknik ampuh untuk mendisiplinkan anak adalah dengan teknik “time out”
atau sudut diam. Dalam hal ini, banyak orangtua yang mengira bahwa time
out adalah hukuman bagi anak. Padahal, sesungguhnya time out bukanlah
hukuman, melainkan strategi untuk mengajari anak-anak mengendalikan diri
dan menenangkan diri mereka sendiri.
Time out melatih anak-anak untuk
belajar mengatur pikiran dan perasaan mereka, sampai mereka siap
mengungkapkannya dengan baik pada Anda selaku orangtuanya. Dengan
demikian, anak-anak pun dapat berlatih untuk bersabar dan mengerti
konsep bertanggungjawab atas perilaku mereka.
Sebelum memberlakukan aturan time out, orangtua dan anak harus
memiliki kesepakatan terlebih dahulu. Minimal, orangtua harus menegaskan
pada anak bahwa di dalam rumah, ada perbuatan-perbuatan buruk yang
tidak dapat ditoleransi dan punya konsekuensi. Misalnya, Anda bisa
menetapkan bahwa memukul, berteriak marah, merebut, berbohong, dan
melempar barang-barang adalah perilaku yang tidak boleh dilakukan. Maka
tegaskan bahwa ketika anak melakukan salah satu atau semua perbuatan
tersebut, mereka harus siap menanggung konsekuensinya, yaitu duduk di
sudut diam yang sudah ditentukan.
Yang tak kalah penting adalah kekompakan orangtua. Aturan rumah tidak
akan pernah berlaku jika orangtua tidak kompak dalam menjalankannya.
Dan percayalah, sesungguhnya anak-anak adalah penilai yang sangat baik.
Mereka akan belajar dan akhirnya tahu, siapa orangtua yang bisa berpihak
kepadanya dan mau menuruti keinginannya. Intinya, jangan saling
remehkan keputusan pasangan Anda masing-masing.
Tentu saja, kami di Bilik Dolan kadang kala menjalankan tehnik time out ini untuk beberapa anak yang memang lagi susah diatur atau lagi bandel-bandelnya.
Tehnik Time Out ini menjadi penting bagi anak-anak di Bilik Dolan.
Lalu bagaimana menjalankan teknik “time out” ini?
1. Berikan peringatan terlebih dahulu
Menarik anak langsung ke sudut diamnya ketika mereka bertingkah laku
buruk bukanlah hal yang tepat. Karena sering kali, anak-anak sendiri
belum faham bahwa yang mereka lakukan itu salah. Dan bila ini terjadi,
anak-anak pasti akan semakin marah dan merasa diperlakukan tidak adil.
Kita bisa menentukan bentuk peringatan, dan anak-anak harus tahu itu.
Ketika anak berlompat-lompatan di kasur dan menginjak tangan adiknya
yang masih bayi, kita bisa memberinya “warning” segera setelah
perbuatan pertama dilakukan. Misalnya, “Mas, tolong segera turun,
kasihan adik nanti kena tangannya. Jika mas masih lompat-lompat lagi,
silakan duduk di sudut diam,”. Atau bisa juga dengan “berhitung” tiga
kali pelanggaran dan masuk sudut diam segera setelah pelanggaran ketiga
dilakukan.
2. Pastikan anak mendengarkan Anda
Sering kali, kita memberikan peringatan pada anak secara sambil lalu.
Atau hanya berteriak dari tempat kita berdiri atau duduk, sementara
anak-anak sibuk dengan diri mereka sendiri di ruangan yang lain.
Contohnya, anak-anak sibuk bergelut di ruang tamu, sementara kita
berteriak dari dapur sambil memasak. Bahkan sekalipun jarak dapur dan
ruang tamu itu dekat, suara Anda tidak akan pernah bisa terdengar oleh
mereka yang asyik dengan pergulatan mereka sendiri. Belum lagi bila
sudah pecah tangis salah satu atau lebih dari mereka.
Saya pribadi lebih memilih mematikan kompor dan menghentikan kegiatan
merajang sayuran, dan mendatangi mereka. Aturan tetaplah aturan yang
harus diberlakukan.
Datangi anak, kemudian rendahkan diri Anda setinggi anak. Bicaralah
dengan tenang dan pastikan bahwa anak Anda memperhatikan Anda. Menyentuh
bahu atau mendudukkannya di pangkuan juga bisa membantu mendapatkan
perhatian mereka.
3. Satu menit untuk setiap satu tahun umur anak
Time out efektif mulai bisa diberlakukan setelah anak berusia dua
tahun, ketika mereka sudah mulai faham dengan bagaimana konsep time out
itu diberlakukan. Patokannya adalah satu menit untuk satu tahun usia
anak. Maka misalnya putera Anda berusia 3 tahun, maka time outnya 3
menit. Jika usianya 4 tahun, maka time outnya 4 menit dan begitu
selanjutnya.
Percayalah, satu menit bagi seorang anak sangatlah berharga!
4. Tempatkan di sudut yang bisa dipantau
Kesalahan yang sering terjadi adalah orangtua mengunci atau mengurung
anak di kamar atau bahkan di kamar mandi. Ini tidak akan efektif,
anak-anak akan merasa takut dan diperlakukan dengan kejam oleh Anda,
atau bahkan mereka bisa mencari jalan untuk kabur melalui jendela!
Tempatkan di area yang lapang dan bebas benda-benda yang dapat
mencelakakan anak. Misalnya, di sudut ruang tengah. Tempatkan satu kursi
kecil disana untuk mereka duduk, atau bisa diganti dengan karpet kecil
untuk mengantisipasi lantai yang dingin. Pilih ruangan yang bisa Anda
pantau dari tempat Anda atau minimal, anak tahu bahwa Anda memperhatikan
mereka.
5. Perlihatkan pengatur waktu
Pasang alarm dan letakkan di dekat mereka atau di tempat yang dapat
mereka lihat. Disarankan untuk memilih pengatur waktu yang berukuran
besar, agar anak-anak dapat melihat angkanya dan mendengar setiap detak
yang berbunyi dari alarm tersebut. Selain itu, pengatur waktu yang besar
juga dapat menghindarkan anak untuk melemparkan atau merusaknya.
6. Ulangi pengatur waktu bila anak meninggalkan tempat time outnya
Salah satu kunci kegagalan orangtua memberlakukan sistem time out
adalah karena biasanya orangtua masih memberikan toleransi atau nego
atau bisa ditawar ketika anak meninggalkan tempat time outnya. Misalnya,
ketika seharusnya anak time out selama empat menit, ketika di menit ke
tiga lebih lima detik mereka berlari pergi, orangtua membiarkannya.
Tidak ada tawar-menawar dalam time out. Katakan pada anak Anda,
sebelum alarm berbunyi, mereka tidak boleh meninggalkan sudut diamnya.
Dan bila mereka meninggalkannya, maka alarm akan diset lagi dari awal.
Itu adalah sebuah “momok” menakutkan bagi seorang anak! Pastinya, mereka
akan tahu, jika mereka semakin berbuat ulah, maka akan semakin lama
pula mereka kehilangan waktu bermain mereka.
Ada anak yang dulu sering kali menggunakan alasan “mau pipis” untuk
meninggalkan time outnya. Bahkan meski ia pipis betulan setelah saya
bawa ke kamar mandi, tetap saya ulangi lagi dari awal time outnya. Ini
sangat bermanfaat baginya untuk tahu bahwa saya tidak bermain-main dalam
menerapkan aturan. Dan perlahan, akhirnya ia tidak lagi menggunakan
“mau pipis” untuk menghindari time out.
7. Jangan interupsi time out
Awal-awal menerapkan time out, terkadang kami masuk
dan mulai berbicara padanya. Ini dikarenakan kami tidak tega atau
kasihan mendengarnya menangis, apalagi dengan gaya “mimbik-mimbik”nya
yang meminta dikasihani. Tapi, ternyata itu sebuah kesalahan juga yang
membuat ia tahu bahwa jika saya masuk dan menghiburnya, maka ia terbebas
dari time out. Sejak saat itu, saya menegarkan diri untuk tidak
terbujuk olehnya yang selalu jadi jurus ampuh
meluluhkan hati kami.
Ya, waktu berbicara akan tiba, segera setelah alarm berbunyi.
8. Time out selesai, dan bicaralah
Setelah time out selesai, jangan biarkan anak terus menangis atau
duduk di sudut diamnya. Dekati anak, dan berikan ia pelukan. Setelah
itu, bicaralah dengannya. Kita perlu menanyakan pada mereka apa yang
terjadi dan mengapa mereka melakukan kenakalan tersebut. Anak-anak pun
harus belajar mengungkapkana lasan-alasan mereka dengan baik, dan
belajar untuk tahu bahwa time out bukanlah hukuman bagi mereka. Mereka
juga butuh bukti bahwa sudut diam bukanlah sudut kebencian Anda,
melainkan sudut untuk menenangkan perasaan mereka.
Dan sekali lagi…
Kekompakan orangtua serta konsistensi orangtua adalah merupakan kunci sukses dari teknik time out ini.
Di bawah ini ada salah satu tehnik time out yang kami terapkan kepada anak-anak di Bilik Dolan.
Karena dia mengganggu temannya yang sedang bermain, anak ini kami time out dengan mewarnai di meja dan bangku yang sudah kami sediakan, sampai selesai, baru kemudian kami perbolehkan anak tersebut untuk bermain lagi dengan teman-temannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Keceriaan anak-anak Bilik Dolan di Taman Kota
Halo semua.... Berjumpa kembali dengan blog Bilik Dolan... Setelah sempat ditutup beberapa lama untuk direnovasi, kembali Taman Kota 1 di...
-
Halo semua.... Berjumpa kembali dengan blog Bilik Dolan... Setelah sempat ditutup beberapa lama untuk direnovasi, kembali Taman Kota 1 di...
-
Pada 7 November 2019, Mbak Ida dari Bido merayakan ulang tahun. Seru sekali, Mbak Ida kena prank dulu terus sorenya kami merayakan ultah de...
-
Tak terasa, kita sudah memasuki tahun 2020. Segenap staf dan anak-anak Bilik Dolan mengucapkan Selamat Tahun Baru buat kita semua yah. Sehar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar