Selasa, 26 Maret 2019

Gangguan Kepribadian Antisosial – Penyebab, Gejala, Diagnosa, dan Pengobatan

Semakin hari, sekarang semakin banyak anak yang cenderung anti sosial dan hal itu membuat masa depan anak tersebut menjadi suram serta perlu penanganan yang tepat serta berkelanjutan. Di bawah ini kami jabarkan mengenai hal tersebut.
Gangguan kepribadian antisosial terkadang disebut sociopathy, adalah kondisi mental seseorang secara konsisten tidak menunjukkan hak untuk salah dan mengabaikan hak dan perasaan orang lain. Orang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung memusuhi, memanipulasi atau memperlakukan orang lain dengan kasar atau dengan ketidakpedulian yang tidak berperasaan. Mereka tidak menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan atas perilaku mereka, seperti melansir Mayo Clinic.
Antisocial personality disorder (ASPD) bisa cerdas, menarik, dan menyenangkan berada di sekitarnya, tetapi mereka juga berbohong dan mengeksploitasi orang lain. ASPD membuat orang tidak peduli. Seseorang dengan gangguan tersebut dapat bertindak gegabah, destruktif, dan tidak aman tanpa merasa bersalah ketika tindakan mereka menyakiti orang lain.
Sistem diagnostik modern memasukkan ASPD ke dalam dua kondisi yang terkait tetapi tidak identik: “psikopat” adalah seseorang yang melakukan tindakan menyakitkan terhadap orang lain dengan cenderung melakukan perhitungan, manipulasi dan licik; mereka juga cenderung untuk tidak merasa emosi dan meniru (bukan pengalaman) empati orang lain. Mereka bisa menipu secara karismatik dan menawan. Sebaliknya, “sosiopat” agak lebih mampu mampu membentuk orang lain tapi masih mengabaikan aturan-aturan sosial; mereka cenderung lebih impulsif, serampangan, dan mudah gelisah daripada orang dengan psikopat. ASPD jarang terjadi, memengaruhi hanya 0,6 persen dari populasi.

Penyebab Gangguan Kepribadian Antisosial

Kepribadian merupakan kombinasi antara pikiran, emosi, dan perilaku yang membuat setiap individu memiliki keunikkan tersendiri. Bagaimana cara orang melihat, memahami, dan berhubungan dengan dunia luar, serta bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri. Bentuk kepribadian selama masa kanak-kanak dibentuk melalui interaksi antara kecenderungan yang diwariskan dan faktor lingkungan.
Penyebab gangguan kepribadian antisosial yang tepat tidak diketahui, namun:
  • Gen dapat membuat Anda rentan untuk mengembangkan gangguan kepribadian antisosial, dan situasi kehidupan dapat memicu perkembangannya
  • Perubahan dalam cara fungsi otak mungkin dihasilkan selama perkembangan otak.

Gejala Gangguan Kepribadian Antisosial

Seorang pengidap ASPD mungkin sering melakukan hal berikut:
  • Berbohong dan mengeksploitasi orang lain
  • Bertindak gegabah
  • Pemarah dan agresif
  • Bertengkar atau menyerang orang lain
  • Melanggar hukum
  • Tidak peduli dengan keselamatan orang lain atau diri mereka sendiri
  • Tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan setelah menyakiti orang lain
  • Gagal untuk mencari uang, pekerjaan, atau tugas sosial
  • Penyalahgunaan obat atau alkohol
  • Arogansi, rasa superioritas dan sangat keras kepala
Orang dewasa pengidap ASPD biasanya menunjukkan gejala gangguan perilaku sebelum usia 15 tahun. Tanda dan gejala gangguan perilaku termasuk masalah perilaku yang serius dan persisten:
  • Menyerang manusia dan hewan
  • Penghancuran properti
  • Kecurangan
  • Pencurian
  • Pelanggaran aturan yang serius

Pria Lebih Berisiko Gangguan Kepribadian Antisosial

Gangguan kepribadian antisosial memengaruhi lebih banyak pria daripada wanita. Para ahli tidak tahu pasti apa penyebabnya, namun faktor genetika dan biologi dapat memainkan peran, terutama seorang psikopat, seperti tumbuh di lingkungan yang traumatis atau kasar, terutama seorang sosiopat). Penelitian menunjukkan bahwa cacat otak dan cedera selama tahun-tahun perkembangan juga dapat dikaitkan dengan ASPD.
Mungkin karena orang dengan ASPD sering melanggar hukum, banyak tahanan mengidap ASPD. Penelitian menunjukkan sebanyak 47 persen dari narapidana laki-laki dan 21 persen dari narapidana perempuan memiliki kelainan ASPD.

Komplikasi Gangguan Kepribadian Antisosial

Komplikasi, konsekuensi dan masalah gangguan kepribadian antisosial mencakup:
  • Penyimpangan atau pelecehan anak atau kelalaian
  • Alkohol atau penyalahgunaan zat
  • Berada di penjara
  • Perilaku bunuh diri atau bunuh diri
  • Memiliki gangguan kesehatan mental lainnya seperti depresi atau kecemasan
  • Status sosial dan ekonomi rendah dan tunawisma
  • Bergabung dalam geng
  • Kematian prematur, biasanya sebagai akibat dari kekerasan

Diagnosa dan Pengobatan Gangguan Kepribadian Antisosial

Untuk mendiagnosis ASPD, seseorang harus menunjukkan gejala sebelum usia 15 tahun. Namun, diagnosis gangguan kepribadian tidak dapat dibuat sampai usia 18 tahun. Gejala biasanya paling buruk selama akhir tahun remaja seseorang dan berusia 20-an, tapi dapat membaik sendiri dari waktu ke waktu. Kelainan ini sulit diobati. Orang dengan ASPD jarang mencari bantuan dokter atau psikolog, karena mereka sering berpikir mereka tidak membutuhkannya.
Ketika pengobatan dibutuhkan, terapi perilaku atau psikoterapi dalam pengaturan individu atau kelompok dapat membantu. Dokter kadang-kadang menggunakan obat psikiatri tertentu seperti penstabil mood atau anti-psikotik atipikal untuk mengobati gejala seperti agresi impulsif. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA belum menyetujui pengobatan spesifik apapun untuk gangguan kepribadian antisosial.
Tidak ada obat yang dirancang khusus untuk gangguan kepribadian antisosial. Namun, gejala tambahan, seperti depresi, kecemasan, atau penyalahgunaan zat, dapat dikurangi dengan obat dan membuat psikoterapi lebih efektif.
Jika seseorang di dekat Anda mengidap ASPD, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang psikiater, pekerja sosial, atau psikolog. Anda tidak akan dapat mengubah perilaku seseorang, tetapi Anda bisa belajar mengatasi untuk membantu Anda mengatur batas-batas dan melindungi diri dari bahaya.

Selasa, 19 Maret 2019

10 Manfaat Bermain Catur Bagi Anak


Asyiknya anak-anak Bilik Dolan lagi bermain catur....

Manfaat main catur untuk anak

Apakah Anda pernah menyangka bahwa permainan catur memiliki manfaat yang sangat berguna untuk perkembangan karakter dan kemampuan berpikir anak? Sebuah permainan yang katanya diciptakan dengan tujuan agar bisa berpikir strategis dan menjadi jenderal yang ahli ternyata memang sangat bermanfaat untuk anak.
Berikut ini adalah beberapa manfaat main catur untuk anak:

1. Melatih konsentrasi anak

Permainan catur merupakan sebuah permainan yang bisa melatih konsentrasi anak. Hal ini dikarenakan pada karakteristik dari permainan catur yang memaksa anak untuk fokus dalam melihat berbagai peluang yang ada saat gilirannya tiba.
Tujuan utama yaitu bisa mengambil pion raja milik lawan tanding adalah motivasi yang utama dan sangat kuat bagi anak-anak untuk mencegah segala hal yang bisa menjadi hambatan. Oleh karena itu, anak-anak harus memiliki konsentrasi tinggi untuk mencapai tujuan tersebut dan berhasil menang.

2. Meningkatkan memori anak

Manfaat main catur tidak hanya bisa meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi saja. Ternyata, semakin meningkat kemampuan konsentrasi anak maka semakin meningkat pula kemampuan mengingat anak.
Ada korelasi yang cukup kuat antara kemampuan konsentrasi dengan kemampuan mengingat. Ketika anak memiliki konsentrasi yang baik saat main catur maka anak akan mampu mengingat setiap langkah yang membuat mereka berhasil dan setiap langkah yang merupakan sebuah kesalahan.

3. Melatih kesabaran anak dan terus bekerja keras

Dalam permainan catur, tidak hanya menuntut konsentrasi dan ingatan yang baik saja tetapi diperlukan pula sebuah kesabaran dan sebuah kerja keas. Anak harus sering latihan main catur agar bisa menjadi pemenang.
Terus berlatih bermain catur akan membuat anak memiliki banyak pengalaman akan kekalahan sehingga ia akan selalu berusaha untuk menghindarinya. Latihan main catur memerlukan sebuah kesabaran dan usaha keras untuk menerima kekalahan saat masih baru dan memetik sebuah pelajaran melalui kesalahan-kesalahan yang ada.

4. Meningkatkan IQ anak

Mau pintar, main catur! Itulah pepatah yang cocok untuk mewakili manfaat main catur yang satu ini. Jangan terkejut mengetahui bahwa permainan catur bisa meningkatkan IQ anak Anda. Pion demi pion yang berhasil diambil merupakan sebuah tanda peningkatan IQ anak Anda.
Main catur merangsang perkembangan dendrit anak Anda. Sebuah penelitian membuktikan bahwa terjadi peningkatan IQ pada anak yang telah bermain catur dalam waktu empat bulan. Jadi, apabila Anda ingin IQ anak Anda meningkat maka ajaklah ia untuk main catur.

5. Melatih penggunaan otak kanan dan otak kiri bersama-sama

Otak yang terbagi menjadi dua sisi, yakni otak kanan dan otak kiri, memiliki keunikan memproses informasi. Otak kiri memiliki fokus pada ingatan, logika, analisis, dan hitungan, sedangkan otak kanan didominasi oleh kreativitas, seni, imajinasi, intuisi, dan emosi.
Pada banyak orang, ada satu sisi otak yang digunakan lebih dominan dari sisi yang lain. Hal ini sering membuat labelisasi orang otak kanan dan orang otak kiri. Padahal menggunakan kedua sisi otak memberi hasil yang lebih baik. Permainan catur merangsang kedua sisi otak untuk sama-sama memproses informasi.

6. Meningkatkan kemampuan akan kreativitas

Sebelumnya telah disebutkan bahwa main catur dapat mengaktifkan kedua sisi otak secara optimal. Sisi otak kanan yang berfokus pada kreativitas sudah pasti difungsikan lebih optimal dan membuat kemampuan akan kreativitas menjadi semakin baik.

7. Meningkatkan kemampuan matematika anak

Matematika yang merupakan kemampuan dari otak kiri telah banyak berkontribusi di dalam permainan catur. Matematika telah menyatu di dalam permainan catur. Jadi, bisa dikatakan bahwa manfaat main catur untuk anak bisa meningkatkan kemampuan matematikanya.

8. Meningkatkan keterampilan membaca anak

Ada sebuah penelitian yang membandingkan kemampuan membaca anak di sekolah dasar dengan aktivitas main catur. Ternyata, hasil penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang main catur memiliki keterampilan membaca di atas rata-rata. Manfaat main catur untuk anak bisa meningkatkan keterampilan membaca.

9. Melatih anak untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

Permainan catur memiliki tujuan utama untuk mengambil pion raja milik lawan. Namun, terdapat sejumlah gangguan yang harus dihadapi untuk bisa mencapai tujuan utama dalam permainan catur.
Oleh karena itu, anak akan berusaha berpikir untuk memecahkan masalah berupa hambatan yang menghalanginya untuk mencapai tujuannya mengambil pion raja lawan. Hal ini bagaikan simulasi dari kehidupan nyata. Melalui permainan catur, anak terlatih untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya demi mencapai tujuan utamanya di dunia nyata.

10. Melatih anak memiliki pemikiran strategis

Manfaat main catur untuk anak bisa melatih anak berpikir secara strategis. Dalam permainan catur, kesuksesan dan juga kekalahan ditentukan oleh setiap pergerakan pion sehingga anak pun tertuntut untuk memikirkan sebuah strategi untuk bisa sukses dan juga terhindar dari kesalahan pergerakan.

Minggu, 17 Maret 2019

Apa itu Metode Montessori ?

Jaman sekarang banyak sekali berbagai jenis dan tipe sekolah untuk anak-anak, salah satunya yang lagi ngetrend adalah metode Montessori yang tentu saja sangat berbeda dengan metode sekolah klasikal pada umumnya.
Di bawah ini akan dibahas tuntas mengenai salah satu metode yang lagi ngetrend tersebut, yaitu metode Montessori.

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori," kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.

Sejarah
Dr. Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak, yang pada awalnya diterapkan kepada anak yang mengalami keterbelakangan mental tapi diketahui juga efektif untuk anak-anak normal[1]. Dengan berdasar hasil kerja dokter Prancis, Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.
Pada tahun 1906, Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu pusat pengasuhan di distrik San Lorenzo di Roma. Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak dengan materi yang ia kembangkan, menyempurnakannya, dan mengembangkan materi baru yang bisa dipakai anak-anak. Dalam pendekatan yang berpusat pada materi ini, tugas utama guru adalah mengamati saat anak memilih materi yang dibuat untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu. Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Awalnya perhatian Montessori lebih pada anak usia pra-sekolah. Setelah mengamati perkembangan pada anak yang baru masuk SD, ia dan Mario (anaknya) memulai penelitian baru untuk menyesuaikan pendekatannya terhadap anak usia SD.
Menjelang ahir hayatnya, dalam buku From Childhood To Adolescence (Dari Masa Kanak-kanak ke Masa Remaja), Montessori membuat sketsa tentang pandangannya mengenai penerapan metodologinya bagi pendidikan jenjang menengah dan tinggi.

Prinsip dasar metode Montessori adalah:

  • Pendekatan perorangan dalam belajar
  • Kombinasi pendidikan akademik dan sosial
  • Memupuk rasa keingintahuan anak, dan mereka didorong untuk berani melakukan eksplorasi.
  • Konsep abstrak dipresentasikan secara nyata
  • Ketrampilan dan rutinitas yang diajarkan di sekolah akan diterapkan anak dalam kehidupannya sehari-hari hingga dewasa
Metode Montessori mengajarkan 5 bidang utama, yaitu:
  1. Kemampuan berbahasa
  2. Konsep matematika
  3. Budaya
  4. Sensorik
  5. Kehidupan sehari-hari
Untuk pendidikan usia dini, penerapan metode Montessori di sekolah-sekolah pada umumnya adalah sebagai berikut:

1, Kemampuan berbahasa

Anak-anak dilatih untuk berkomunikasi di hadapan orang banyak. Salah satu contohnya adalah meminta anak-anak bercerita atau mempresentasikan tema tertentu setiap minggu di kelas.
Selain itu, anak-anak dapat diperkenalkan dengan huruf melalui permainan. Mereka tidak akan merasa sedang belajar, tetapi mereka akan mengingat semuanya karena bermain.
Kemampuan setiap anak berbeda, sehingga guru tidak memaksa setiap anak melakukan hal yang sama di saat yang sama.

2. Matematika

Jangan kaget dulu, matematika untuk PAUD bukanlah belajar perkalian atau rumus-rumus. Matematika mencakup belajar mengenal aneka bentuk, memahami mana ukuran yang lebih besar/kecil, mengenal angka, dan sebagainya.
Tanpa disadari, anak-anak belajar angka dan berhitung melalui permainan dan lagu. Mereka mengenal konsep bentuk melalui permainan puzzle atau blok.
Dan mereka akhirnya dapat mengurutkan balok mulai dari yang terbesar hingga terkecil karena bermain membuat menara.

3. Budaya

Anak-anak diajarkan untuk mengantri, sikap sopan santun, tata krama, dan kebaikan.
Mereka diajarkan cara mencuci tangan yang baik dan dilakukan rutin sebelum makan.
Program bermain di halaman sekolah pun dapat dimanfaatkan untuk mengajar anak untuk bersikap sportif saat kalah dalam perlombaan dan juga membuat anak bergerak.
Saat ada dua anak bertengkar, guru mengajarkan anak untuk meminta maaf dan memaafkan.
Mungkin kita masih ingat berita viral tentang guru Australia yang mengatakan bahwa lebih baik murid-muridnya bisa mengantri daripada pandai berhitung tetapi tidak bisa mengantri?
Mungkin di sinilah kelemahan sistem pendidikan di Indonesia, di mana aspek akademis lebih ditekankan daripada aspek budaya, tata krama, dan moralitas, padahal kesuksesan seseorang lebih ditentukan dari EQ, bukan IQ.

4. Sensorik

Bila Anda sering kesal karena si Kecil gemar mengacak-ngacak seisi rumah, maklumilah karena mereka sedang mengembangkan kemampuan indra sensoriknya.
Di sekolah bermetode Montessori, anak-anak diperkenalkan dengan mainan yang melatih indra sensorik, misalnya botol sensorik, bermain pasir, kacang-kacangan, dan sebagainya.
Kebetulan, mereka memang gemar dengan permainan-permainan seperti itu. Saat bermain dengan kacang hijau, mereka bisa diminta untuk memasukkan butir demi butir ke botol, sehingga melatih gerak motorik halus mereka.
Musik dan tari pun diajarkan agar anak tidak hanya diam melulu, tetapi aktif bergerak.

5. Kehidupan sehari-hari

Anak-anak diajarkan berbagai ketrampilan yang membuatnya menjadi balita mandiri, misalnya  cara menggunakan kaos kaki, sepatu, baju, dan celana sendiri.
Mereka juga diajarkan cara memegang piring dan gelas, serta makan sendiri selayaknya orang dewasa.
Semua kegemaran balita dapat dijadikan proses belajar. Misalnya balita gemar sekali bermain air dengan cara menuang air dari wadah satu ke wadah lainnya.
Metode Montessori mengajarkan mereka menyiram tanaman sambil menumbuhkan rasa cinta kepada alam dan lingkungan. Anak-anakpun gembira karena bisa menyiramkan air dari gelas ukur ke pot tanaman.

Keunggulan

Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menumbuhkan kekritisan berfikir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas[1]. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkungan yang diatur menciptakan segitiga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribadinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.
Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda, ujung tombak pembelajaran dalam metode montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepada anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah mereka kuasai sebelumnya dengan konsep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usia di kehidupan nyata.
Montessori juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya.
Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktivitas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung.
Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.
Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan dan kesetaraan.

Kekurangan

Ada beberapa kritikan terhadap metode montessori ini. Salah satunya berasal dari orang tua anak yang dikeluarkan oleh sekolah yang menerapkan metode montessori ini karena anak balitanya adalah anak yang aktif dan memerlukan perhatian lebih tinggi[2].
Dikatakan olehnya bahwa metode montessori tidak mempertimbangkan bahwa sedikitnya material pembelajaran tidak hanya mengarah kepada sifat berbagi tetapi dapat mengarah kepada agresi dan insting untuk mempertahankan hak milik, terutama pada anak usia dini. Pengelompokan anak dengan berbagai usia juga dapat menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua dan keinginan untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya. Hal ini menumbuhkan sifat intimidasi dan merasa lebih benar di diri anak-anak.
Komunikasi dengan orang tua juga adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini. Kadangkala, orang tua tidak tahu menahu perkembangan atau aktivitas yang lebih baik dihindari oleh anak agar tidak mengarah kepada perilaku yang tidak diinginkan. Perkembangan anak di rumah yang diinginkan orang tua juga tidak dapat diakomodir dalam aktivitas di sekolah montessori. Misalkan saja orang tua melihat ada perilaku-perilaku anak yang mengkhawatirkan di rumah, tetapi aspirasi orang tua ini seringkali tidak diperhatikan oleh pengajar. Orang tua juga tidak mengetahui keunggulan yang anak lakukan dalam suatu pekerjaan dibandingkan aktivitas lainnya. Terkadang penggunaan jargon dan metode koreksi kesalahan yang dilakukan di sekolah montessori ini memberikan dampak yang negatif kepada perkembangan anak. Kemungkinan hal ini disebabkan karena terlalu sering dikoreksi tanpa adanya penghargaan atas usaha yang dilakukan anak untuk melakukan koreksi sendiri.
Kekurangan-kekurangan yang diutarakan lebih banyak mengarah kepada kemampuan pengajar dan sistem yang perlu dikembangkan oleh sekolah penganut metode Montessori untuk kembali ke prinsip dasar metode tersebut. Kembali lagi, prinsip yang dianut adalah prinsip belajar yang fokus kepada masing-masing anak. Perkembangan dan penyimpangan sedikit apapun dari tiap anak harus dapat dilihat dan dilakukan tindakan terhadapnya agar anak dapat tumbuh dengan perilaku yang terbaik.
Sebelum memilih sekolah yang terbaik bagi masing-masing anak, tentu saja kita harus meneliti dan mencari yang kira-kira cocok bagi masing-masing anak tersebut,

Selasa, 12 Maret 2019

Manfaat Kreativitas Pada Anak & Manfaat Bermain Pada Anak

Manfaat Kreativitas Pada Anak Usia Dini
Pentingnya pengembangan kreativitas ini memiliki empat alasan, yaitu:
a. Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Menurut Maslow (Munandar, 1999) kreativitas juga merupakan manifestasi dari seseorang yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya.
b. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier, logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan yang menuntut jawaban paling tepat terhadap permasalahan yang diberikan. Kreativitas yang menuntut sikap kreatif dari individu itu sendiri perlu dipupuk untuk melatih anak berpikir luwes (flexibility), lancar (fluency), asli (originality), menguraikan (elaboration) dan dirumuskan kembali (redefinition) yang merupakan ciri berpikir kreatif yang dikemukakan oleh Guilford (Supriadi, 2001).
c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
d. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya

Di bawah ini contoh kreativitas yang kami terapkan di bilik dolan untuk anak-anak, untuk melatih motorik halus dan kesabaran serta kemampuan mereka untuk mengembangkan kreativitas.




Berikut ini 9 manfaat bermain bagi anak menurut buku 'Games Therapy untuk Kecerdasan Bayi dan Balita' yang ditulis oleh Psikolog Effiana Yuriastien dan kawan-kawan:

1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri
Ketika bermain, anak akan menentukan pilihan-pilihan. Mereka harus memilih apa yang akan dimainkan. Anak juga memilih di mana dan dengan siapa mereka bermain.

Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Permainan memotong kertas, mengatur letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam bentuk. Tidak ada batasan yang harus diikuti.

Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan akan kalah atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan permainan yang terstruktur, bertujuan dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan.

2. Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan diri.
Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial dan intelektual. Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari cara anak mendekati dan bersama dengan orang lain, berkompromi serta bernegosiasi.

Apabila anak mengalami kegagalan saat melakukan suatu permainan, hal itu akan membantu mereka menghadapi kegagalan dalam arti sebenarnya dan mengelolanya pada saat mereka benar-benar harus bertanggungjawab.

3. Melatih mental anak
Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan pengetahuan baru.

Orangtua akan dapat semakin mengenal anak dengan mengamati saat bermain. Bahkan, lewat permainan (terutama bermain pura-pura) orangtua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak terhadap orangtua serta keluarganya.

4. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak dari stres
Kreativitas anak akan berkembang melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orangtua.

Bermain juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres pada anak biasanya disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan.

5. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak
Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran 'baik' dan 'jahat', hal ini membuat mereka kaya akan pengalaman emosi. Anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.

6. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak
Melalui permainan, anak dapat belajar banyak gal. Di antaranya melatih kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat memengaruhi perkembangan psikologisnya.

Permainan akan memberi kesempatan anak untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus memecahkan masalah. Anak-anak akan berusaha menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan.

7. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin dalam kehidupan nyata, mungkin akan memperlohen pemenuhan keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara saat bermain.

8. Standar moral
Walaupun anak belajar di rumah dan sekolah tentang apa yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral selain dalam kelompok bermain.

9. Mengembangkan otak kanan anak
Bermain memiliki aspek-aspek yang menyenangkan dan membuka kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya berhadapan dengan teman sebaya serta mengembangkan perasaan realistis akan dirinya. Dengan begitu, bermain memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah baik di sekolah maupun di rumah.

Catatan: Berikanlah pujian kepada anak dengan menggunakan kalimat yang positif dan mampu menjadi penyemangatnya dalam melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Contoh, saat anak diminta mengambil spidol warna merah, awali dengan kata 'tolong'. Jika anak berhasil mengambilnya, berikan pujian dan ucapkan terimakasih.

Demikian juga ketika ia tidak berhasil menemukannya, ucapkanlah kalimat positif yang tidak mematahkan semangatnya. Tetap ucapkan terimakasih atas hasil jerih payahnya. Misalnya saja, "Makasih ya adik sudah mencarikan spidolnya. Spidolnya ada di dekat buku gambar adik."

Senin, 11 Maret 2019

Pahami 5 Alasan Kenapa Si Kecil Menunjukkan Perilaku Buruk

Merawat dan mengasuh anak bukan tugas yang mudah. Apalagi jika si kecil sering kali membuat ulah dan terus menguji kesabaran Anda. 
Sebelum Anda marah dan memberinya hukuman, alangkah lebih baik jika Anda memahami lebih dulu apa penyebabnya. Lalu apa saja yang mendorong anak menjadi nakal dan berperilaku buruk?

Alasan yang membuat anak jadi nakal dan berperilaku buruk

Mencuri, memukul, menggigit, melanggar peraturan, atau membantah ucapan Anda, salah satunya pasti pernah dilakukan si kecil. Perilaku buruk pada anak ini tersebut memang perlu diluruskan, namun tidak selalu ditangani dengan hukuman atau omelan. Pada beberapa kasus, si kecil mungkin bisa dihadapi hanya dengan nasihat saja.
Selain itu, untuk menghadapi kenakalan si kecil, Anda perlu mengetahui penyebabnya. Ini mempermudah Anda untuk mengatasi sikap anak yang nakal. Beberapa hal yang mungkin mendorong anak berperilaku buruk, antara lain:

1. Rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi

Anak-anak yang baru mengenal perlu mempelajari berbagai hal di sekitarnya. Hal ini membangun rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi pada diri anak. Terlebih perkembangan fungsi otak mereka yang belum sempurna juga belum bisa memahami konsep benar atau salah sekaligus tidak berpikir panjang dalam melakukan sesuatu tindakan.

2. Belum bisa berkomunikasi dengan baik

Kemampuan anak yang belum mumpuni dalam berkomunikasi juga bisa jadi penyebabnya. Padahal komunikasi sangat diperlukan bagi anak untuk menyatakan pendapat atau keinginannya. Saat orang lain tidak mengerti apa yang mereka inginkan, anak berperilaku buruk, seperti menangis kencang, berteriak, memukul, atau menggigit.

3. Mencari perhatian

Anak-anak senang jika diperhatikan. Baik oleh orangtua maupun teman-temannya. Keinginan untuk diperhatikan inilah yang bisa mendorong anak untuk berbuat nakal. Kasus ini biasanya cenderung terjadi pada anak yang diabaikan orangtua karena perceraian, sibuk bekerja, atau dijauhi oleh teman-temannya.

4. Memiliki masalah medis

Anak dengan disleksia lebih mudah frustasi karena mereka sulit untuk belajar. Kesulitan tersebut membuat mereka memberontak dengan cara yang buruk, seperti tidak mengerjakan tugas sekolah atau tidak mau berangkat ke sekolah.
Selain itu, anak-anak dengan masalah medis, seperti autisme, ADHD, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau gangguan kompulsif obsesif juga bisa mendorong anak melakukan kenakalan.

5. Cara mengasuh Anda yang kurang tepat

Selain faktor dalam diri anak, orangtua juga bisa mendorong anak untuk berbuat nakal. Ini umumnya terjadi pada orantua yang menerapkan gaya pengasuhan yang salah. Misalnya, terlalu banyak memberi kritik, terlalu protektif, terlalu memanjakan anak, atau menerapkan kekerasan.

Hal-hal inilah yang kami terapkan juga di Bilik Dolan. Jadi kita harus mengetahui dan memahami mengapa anak tersebut berprilaku buruk.
Hal ini juga penting bagi para orang tua agar dapat memahami dan mengerti menagapa anak berprilaku buruk dan bisa memberikan solusi yang tepat kenapa mereka berprilaku buruk.

Minggu, 03 Maret 2019

9 Kiat Mengatasi Anak yang Sulit Makan


Terkadang mengatasi anak susah makan amat menyulitkan untuk sebagian ibu. Namun, namanya juga anak-anak, wajarlah kalau mereka suka memilih makanan tertentu. Alih-alih memaksanya untuk makan, sebaiknya ibu perlu memutar otak untuk menyiasati kondisi ini. Misalnya, menyajikan menu baru atau membuat suasana makan jadi lebih menyenangkan. 
Di day care Bilik Dolan, beberapa tips ini juga kami terapkan kepada anak-anak, agar mereka juga mau dan semangat dalam makannya.
 
Nah, berikut tips untuk mengatasi anak yang sulit makan. 

  1. Ajak Anak Menyiapkan Makanannya
Cobalah untuk ajaknya ketika ibu memasak atau menyiapkan makanan. Dengan membuatnya terlibat, mulai dari belanja hingga menyiapkan makanan tersebut, bisa timbul “rasa memiliki” pada makanan tersebut.
  1. Siapkan Jadwal Camilan
Kebanyakan anak menyukai rutinitas. Jika mereka tau akan mendapatkan makanan pada waktu-waktu tertentu, mereka  akan makan ketika ibu memberinya. Oleh sebab itu, ibu perlu menyiapkan makanan ringan yang menyehatkan untuk buah hati. Misalnya, tawarkan Si Kecil biskuit gandum utuh atau potongan apel dan yoghurt rendah lemak.
  1. Jangan Paksa Untuk Menghabiskan Makanannya
Melansir American Heart Association, memaksa anak untuk menghabiskan makannya bukanlah cara terbaik untuk mengatasi anak susah makan. Cabutlah aturan tersebut. Mereka akan berhenti dengan sendirinya kok ketika merasa kenyang. Yang perlu ibu ketahui, aturan tersebut hanya membuat asupan kalori anak jadi berlebih.
  1. Variasikan Warna Pada Menu Makannya
Cara ini bisa diterapkan pada anak-anak yang terbilang masih kecil. Caranya, kamu bisa menyiapkan menu makanan dengan warna-warna yang mereka sukai. Contohnya, bila anak menyukai warna merah jambu, kamu bisa menambahkan stroberi dalam menu hariannya.
  1. Berikan Makanan Favoritnya
Sudah sewajarnya anak kecil menyukai makanan manis seperti es krim. Bila dikonsumsi secara rutin, tentu enggak baik bagi kesehatannya. Namun, memberi satu sendok es krim lengkap dengan biskuit kesukaannya sesekali enggak masalah kok. Pasalnya, bila ibu melarangnya untuk mengonsumsi makanan kesukaannya, mereka akan makan secara berlebihan bila mendapatkannya.
  1.  Jadilah Teladan yang Baik
Yang satu ini bisa menjadi cara terbaik untuk mengatasi anak susah makan. Singkat kata, cara terbaik untuk memengaruhi anak-anak adalah dengan memberikan contoh. Misalnya, jangan berharap mereka akan memakan bayam jika diri ibu atau ayah sendiri tidak memakannya.
  1. Perkenalkan Menu Baru
Enggak sedikit anak-anak yang hanya memilih makanan tertentu untuk di makan. Nah, untuk mengatasinya, ibu bisa memperkenalkan menu makanan yang baru secara perlahan pada sang buah hati. Biasanya, setelah disajikan beberapa kali, mereka akan tertarik untuk mengonsumsinya.
  1. Selalu Sediakan Camilan Menyehatkan
Bagi anak yang gemar mengonsumsi makanan cepat saji, cara ini bisa menjadi alternatifnya. Pertama-tama, janganlah menyimpan makanan cepat saji di rumah. Sebagai gantinya, kamu bisa menyediakan camilan yang menyehatkan seperti yoghurt lengkap dengan buah-buahan. Contoh lainnya, kamu bisa menyajikan ubi yang dikukus sebagai pengganti kentang goreng kesukaannya.

  1. Buat Suasana Menyenangkan
Bagi anak-anak, makanan merupakan proses pembelajaran dan eksplorasi. Nah, untuk membantu selera makanan bagi mereka yang susah makan, cobalah ciptakan suasana yang menyenangkan. Misalnya, mengadakan acara makan keluarga dengan rutin. Biarlah Si Kecil melihatmu mengonsumsi dan bereaksi positif pada berbagai jenis makanan.

Kenali 7 Masalah yang dihadapi Anak Jaman Now


Anak-anak zaman now ini tak ada bedanya dengan orang dewasa, menyukai yang namanya kemudahan teknologi. Tapi, anak-anak zaman sekarang seperti enggak bisa jauh dari gadget. Jadi enggak mengherankan kalau ada beberapa orang kadang menganggap bahwa “anak zaman now” memang berbeda dengan anak muda generasi sebelumnya.

Bagi day care Bilik Dolan, tentu saja hal ini tidak bisa dipungkiri, gadget sudah merupakan kebutuhan mendasar bagi anak-anak dan orang dewasa.
Fungsi gadget itu seperti pedang bermata dua, bisa sangat berguna tetapi juga bisa sangat membawa pengaruh negatif.
Tentu saja fungsi utama gadget merupakan alat komunikasi yang handal, cepat dan menembus batas, menjangkau orang dimana saja.
Jadi hal itu berguna bagi kami untuk menghubungi para orang tua, di kala anak-anaknya ada yang sakit, atau emergency dan hal-hal penting lainnya.
Dan berguna juga bagi orang tua juga untuk menghubungi kami, apabila mereka terlambat menjemput atau ingin lebih cepat menjemput.

Hal negatif dari gadget yang harus kita eliminasi atau hindari.
Karena gadget bisa membawa orang yang dekat menjadi jauh dan yang jauh menjadi dekat.
Anak-anak sambil makan jadi main gadget, suasana rumah jadi sepi karena mereka semua bermain gadget. Baik orang tua dan anak.
Jadi intinya, Gadget itu penting dan berguna, tapi kita harus bisa membatasi diri dalam penggunaannya, apabila memang ada hal penting ya silahkan bermain gadget di rumah, tapi apabila cuma baca WA dari group atau sekedar WA gak penting, ya sebisanya kita hindari dan lebih memilih interaktif dengan orang rumah.
Lebih bijaklah kita dalam bermain gadget, baik orang tua dan anak. 

Berikut 7 masalah yang dihadapi anak jaman now....
 
1.“Penjajahan” Teknologi
Tidak bisa dipungkiri teknologi sudah melekat erat di nadi. Teknologi memang membuat segala sesuatunya jadi lebih mudah. Tapi ternyata teknologi seolah melakukan “penjajahan” dalam arti memberikan dampak ketergantungan yang berbahaya. Problem anak zaman sekarang adalah keterikatan pada internet yang mengganggu aktivitas harian sehingga bisa melewatkan hal-hal penting seperti belajar bahkan beristirahat.

2.Akses Informasi yang Tanpa Batas
Dampak teknologi adalah banyaknya arus informasi yang sulit untuk disaring. Masalahnya ketika Si Kecil mendapat paparan informasi terlalu banyak tanpa dibekali pendidikan literasi, anak menjadi sulit membedakan mana informasi yang benar mana yang hoaks. Ini termasuk permasalahan anak zaman sekarang yang paling berisiko. Karena informasi yang kurang tepat berpotensi memicu perilaku yang salah pada anak.

3.Terlalu Materialistis
Pola pikir materialistis ini mungkin saja muncul karena kebiasaan sebagian orangtua yang memberi iming-imging imbalan agar Si Kecil berprestasi. Tanpa disadari, ketika melakukan segala sesuatunya, anak cenderung mengharapkan imbalan. Imbalan yang dijanjikan orangtua menjadi satu-satunya dorongan anak untuk menyelesaikan tugas. Kebiasaan ini akan membuat anak menjadi materialistis.
  1. Terlalu Banyak Maunya
Problem anak zaman sekarang yang menjadi tantangan buat orangtua adalah ketika Si Kecil terlalu banyak maunya. Paparan internet, media sosial, iklan yang menawarkan berbagai bentuk barang, permainan, dan hiburan membuat anak menjadi pribadi yang terlalu banyak maunya. Minta ini dan itu. Belum lagi godaan teman sebaya yang mungkin lebih dimanjakan oleh orangtuanya, sehingga membuat anak iri. Orangtua perlu bersabar dalam memberikan pengertian kepada anak untuk membatasi permintaannya.
  1. Persaingan Prestasi dengan Teman Sebaya
Bisa dibilang kondisi sekarang membuat persaingan prestasi anak zaman sekarang lebih susah ketimbang era dulu. Perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan kreativitas seolah memaksan Si Kecil untuk melampaui usianya. Makanya, orangtua sudah selayaknya aktif membantu anak memperbarui proses belajar mengikuti era sekarang.
  1. Tuntutan Kemampuan Berbahasa Asing
Salah satu problem anak zaman sekarang adalah tuntutan untuk memiliki kemampuan berbahasa asing yang mumpuni. Tak jarang orangtua mendengar anak-anak yang masih duduk di TK sudah fasih berbahasa asing. Agar tidak ketinggalan, orangtua perlu memberi pemahaman kepada anak tentang pentingnya bahasa asing.
  1. Kurang Mengenal Tradisi
Banyaknya pengaruh global masuk ke Indonesia membuat anak-anak zaman now kurang mendapat edukasi mengenai negerinya sendiri. Bisa jadi inilah problem sesungguhnya yang dihadapi Si Kecil zaman sekarang. Walaupun perkembangan dunia informasi, edukasi, dan teknologi  semakin mendunia, anak tetap harus kembali ke “akarnya”. Di sinilah peran orangtua untuk membuat anak tetap lebih mencintai budayanya sendiri.

Keceriaan anak-anak Bilik Dolan di Taman Kota

Halo semua.... Berjumpa kembali dengan blog Bilik Dolan... Setelah sempat ditutup beberapa lama untuk direnovasi, kembali Taman Kota 1 di...